Seorang auditor internal
harus memiliki etika personal yang kuat dan memiliki komitmen kerja yang
tinggi. Moeller merekomendasikan kompetensi utama yang harus dimiliki oleh
seorang auditor internal, yaitu :
§ Interview skills : auditor
internal mampu mewawancarai manajer unit atau karyawan pada tingkat produksi,
memberikan pertanyaan yang layak, sehingga bisa mendapatkan informasi yang
dibutuhkan.
§ Analytical skills : auditor
internal harus harus memiliki kemampuan untuk melihat kejadian-kejadian yang
tidak berhubungan dengan data-data yang ada, sehingga dapat memberikan gambaran
kepada auditor mengenai suatu hal yang dianggap tidak biasa dan material.
§ Testing and analysis skills :
berhubungan dengan analytical skills, seorang auditor harus mampu mereview
data-data kejadian atau populasi untuk menguji kinerja, sehingga dapat
menentukan apakah sudah efektif atau belum.
§ Documentation skills : mampu
mengambil hasil dari observasi audit, pengujian data dan dokumen, baik secara
verbal maupun grafis, dalam menggambarkan lingkungan yang sudah diobservasi.
§ Recommending results and
corrective actions : berdasarkan pendokumentasian, auditor harus mampu
memberikan dan mengembangkan rekomendasi yang efektif sebagai tindakan
korektif.
§ Communication skills : auditor
internal harus mampu mengkomunikasikan hasil kerja audit sesuai dengan
rekomendasinya kepada karyawan dan senior manajemen.
§ Negotiating skills : karena
sering terjadi perbedaan pendapat antara penemuan dan rekomendasi, auditor
harus mampu menegosiasikan hasil observasinya secara sukses.
§ Commitments to learning : auditor
harus memiliki keinginan untuk belajar dan menjalani pendidikan berkelanjutan.
Kemampuan Interview Auditor Internal
Wawancara
merupakan langkah awal dalam proses audit internal. Auditor harus fokus pada
persiapan wawancara. Berikut adalah tahapan interview :
a)
Setelah mengenal lingkungan,
auditor membuat kerangka waktu dan tujuan dari perencanaan internal audit.
b)
Mengenalkan internal
auditor yang akan melakukan reviewaktual sebaik yang diperkirakan oleh
partisipan auditee.
c)
Jika ini adalah perencanaan
audit pertama dari area ini atau jika terdapat perbedaan signifikan sejak review
terakhir, mendaftar area operasi mana yang bisa direview.
d)
Jika ada internal audit
terakhir sebelumnya di area ini, cek status yang ditemukan terakhir dan
rekomendasinya sebaik perubahan sistem yang terjadi sebelumnya.
e)
Kerangka perencanaan waktu
tentang langkah audit review.
f)
Permintaan untuk audit
material, termasuk akses yang benar untuk files dan sumber daya sistem
TI, kata kunci temporer, akses ke file kunci, dan perpustakaan fisik, koneksi
telekomunikasi, dan fasilitas lainnya.
g)
Untuk tambahan periode waktu review,
jadwal status pertemuan secara periodik.
h)
Jadwal tentative atas
audit kepatuhan sebaik pertemuan wrap-up awal.
i)
Membuat pengaturan untuk
ketersediaan sumber daya untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang terjadi
selama review berlangsung.
j)
Menjelaskan perkiraan proses
internal audit, termasuk laporan perencanaan sementara, memperkirakan respons
time untuk rekomendasi audit, dan mengantarkan laporan akhir.
k)
Melalui interview dan kepastian
yang ada, memberikan waktu yang cukup untuk pertanyaan.
l)
Follow-up wawancara dengan detail ringkasan memo kerangka waktu potensial
audit dan banyak permasalahan lain yang belum terjawab.
Analytical Skills
o Analytical skills menunjuk
pada kemampuan untuk memvisualisasi, kepandaian berbicara, dan mengatasi masalah kompleks dan konsepnya
serta untuk
membuat keputusan yang dibuat dengan memahami dasar dari informasi yanhg
tersedia.
o Review analytical biasanya memerlukan internal auditor untuk
mereview beberapa bukti audit material lalu menggunakan logika untuk mengambil
bagian dari masalah dan datang dengan sebuah keputusan.
o Internal auditor harus menggunakan pendekatan analytical untuk
menggambarkan kegunaan dari well-documented, proses well-reasoned untuk sampai
pada keputusan dalam aktivitas audit internal.
Testing and Analysis Skills
Tantangan berikutnya
adalah mempunyai kemampuan untuk menguji, review, dan assess the materials. Contohnya, exhibit 13.2
menggambarkan alternative pendekatan pengujian audit.
Syarat untuk kompetensi
internal audit adalah analisis dari hasil test. Internal auditor memilih sampel dan menyelenggarakan pengujian internal
audit, lalu hasilnya dianalisis. Dalam penyelenggaraan tiap sampel ditetapkan
audit objektif, internal auditor harus mereview hasil dari kesalahan-kesalahan
yang mungkin dideteksi dalam sampel untuk menentukan apakah itu sebenarnya
kesalahan, jika tepat, sifat dan penyebab kesalahan.
Internal Auditor Documentation Skills
Seorang auditor internal
butuh untuk mengembangkan suatu audit work documentation skills. Sebuah fungsi
audit internal seharusnya terdiri dari beberapa standar praktek terbaik guna
memenuhi kebutuhan pendokumentasian secara elektronik.
Beberapa
praktik audit internal terbaik yang seharusnya dilakukan ketika
mengimplementasikan sebuah effective internal audit e-office ialah sebagai
berikut:
·
Membuat standar hardware dan
software
Meskipun audit internal
dilakukan di berbagai macam wilayah akan tetapi harus tetap menggunakan standar
hardware dan software yang sama.
·
Menggunakan password berdasar
peraturan keamanan dengan pembaharuan reguler
Karena informasi yang
diaudit bersifat sensitif maka perlu digunakan suatu password didalam
melindungi seluruh sistem.
·
Membangun sebuah security
awareness
Seluruh anggota dalam tim
audit seharusnya telah diinstruksikan pada suatu sumber dokumen audit yang
sensitif.
·
Backup, backup and backup
Suatu prosedur yang kuat
harus memiliki 100% backup file harian dalam folder file audit internal.
·
Membuat prosedur pengendalian
revisi file
Berdasar penggunaan nama
file konvensional atau sistem pengendalian software, konvensional seharusnya
dibuat untuk mengidentifikasi seluruh dokumen dengan sebuah tanggal yang dibuat
dan angka yang direvisi.
·
Membangun templates dan membuat
style protocols
Sekuruh memo, audit
program, rencana audit, dan dokumen kunci lain dari audit internal seharusnya
digunakan dengan format yang sama.
·
Membuat e-mail style rules
Ada begitu banyaknya
persyaratan dan kebutuhan untuk email messages, maka sebuah peraturan mengenai
e-mail style perlu dibentuk.
·
Membuat e-mail attachment rules
Implementasi secara aktif dan
memonitor antivirus dan firewall tools
Software yang efektif
harus sudah diinstall, diupdate secara berkala dan dimonitor.
·
Membatasi pengguna
Seorang pengguna sumber
e-office haruslah dibatasi (terutama apabila laptop sering dibawa pulang ke
rumah)
·
Membuat kunci dan peraturan
keamanan untuk mesin portabel
Seluruh mesin laptop
auditor harus telah dikonfigurasi dengan kunci yang memadai.
·
Monitor compliance
Seorang anggota dari tim
audit internal harus secara periodik mereview dan memonitor kepatuhan terhadap
prosedur e-office auditor.
Selain itu terdapat suatu praktik terbaik
dalam dokumentasi audit internal diantaranya:
- Menulis naratif dan deskripsi
§
Mendeskripsikan seluruh
pekerjaan dalam suatu narasi agar pihak luar dapat memahami ketika mereview
dokumen audit
§
Dokumen konsep audit
diobservasi tetapi tidak mendeskripsikan asumsi atau ide spekulatif.
§
Mengeneralisasi sistem dokumen
yang berhubungan dengan menggunakan hyperlinks
- Simplifikasi
- Jaga agar dokumentasinya cukup simple
tetapi tidak terlalu simple
- Tulis dokumentasi terkecil dengan
least overlap
- Letakkan informasi pada tempat yang
paling diapropriasi
- Memperlihatkan informasi kunci pada
publik dengan menyertakan summary dan brief description
- Menggunakan whiteboard, corkboard, atau
internal web site
- Menjelaskan apa kepada dokumen
§
Dokumen dengan sebuah tujuan
§
Fokus pada kebutuhan pengguna
aktual
- Menjelaskan kapan pada dokumen
§
Iterate, iterate, iterate.
Melakukan suatu pendekatan evolusionary untuk memperoleh feedback pada material
§
Mencari jalan terbaik untuk
mengkomunikasikan, menyetujui suatu transfer dukungan dokumentasi
§
Melindungi dokumen saat ini
§
Mengupdate dokumentasi secara
reguler tetapi hanya ketika terjadi suatu kesalahan
- General
§
Selalu dipastikan bahwa
dokumentasi itu memenuhi persyaratan
§
Memberi kesempatan kepada para
pengguna untuk menjustifikasi dokumentasi
§
Membangun suatu pengesahan agar
suatu dokumentasi menjadi lebih kuat
§
Menyediakan persiapan latihan
pendokumentasian pada seluruh anggota tim audit internal.
Rekomendasi Hasil dan Tindakan Koreksi
Setiap auditor internal
seharusnya memfikirkan kerja audit mereka dalam hal: Tujuan audit, Apa yang
ditemukan, Mengapa ditemukan kesalahan atau ketidakpatuhan, lalu Apa dapat
mengkoreksi kesalahan tersebut, serta apa rekomendasi dari auditor internal
untuk tindakan koreksi. Auditor internal pada semua level sebaiknya
mengembangkan kompetensi berfikir tentang hal-hal tersebut. Mengkaji ulang
bukti dan membuat ketepatan rekomendasi audit dapat menjadi sulit jika audit
menemukan pembatas yang kompleks atau
area yang sangat tidak jelas.
Kemampuan Komunikasi Auditor Internal
Auditor internal pada semua level sebaiknya mengembangkan kemampuan
untuk berdiskusi dan mempresentasikan temuan audit dan rekomendasi audit internal
yang terkait.
Kemampuan Bernegosiasi Auditor Internal
Ketika
berfokus pada rekomendasi yang dikembangkan di dalam laporan atau selama me-review
bukti audit di lapangan, auditor internal akan mendiskusikan banyak area
dimana manajemen dan yang lainnya tidak setuju dengan asumsi auditor internal
dan penemuan-penemuan potensialnya.
Internal
auditor harus berkomunikasi dalam rangka negosiasi mengenai isu atau pendapat,
baik itu berhadapan secara langsung, melalui telepon, ataupun tulisan. Berikut
adalah beberapa elemen kunci dari proses negosiasi.
Tahap
I : Memulai Negosiasi – Penawaran Awal
- Information
Belajar sebanyak mungkin mengenai isu
audit atau masalah yang didiskusikan
- Leverage Evaluation
Sebagai permulaan, evaluasi pemicu atau
kekuatan relatif negosiasi kita dan pemicu dari pihak lain.
- Analysis
Apa saja isu yang berkembang, hal ini
penting ketika memulai review mengenai laporan audit yang bermasalah.
- Rapport
Bangun hubungan dengan auditee dan
dengan pihak lawan. Audit internal harus menentukan terlebih dahulu apakah pihak
lawan akan kooperatif; apabila tidak, maka pertimbangkan untuk memperkerjakan
manajemen senior sebagai mediator praktikal.
- Goals and Expectations
Tujuan berbeda dengan ekspektasi, apa yang
menjadi ekspektasi dari internal audit ketika sesi ini selesai.
- Type of Negotiation
Bagaimana jenis negosiasinya, apakah
kompetitif, kooperatif, atau tidak biasa, apakah berhadapan langsung, melalui
fax, menggunakan mediator, atau dengan cara lain.
- Budget
Setiap negosiasi mengeluarkan biaya. Audit
internal akan menghabiskan waktu staff dan manajemen untuk bertemu dan
bernegosiasi, yang mungkin dapat digunakan untuk mengerjakan pekerjaan audit
lainnya.
- Plan
Kembangkan rencana negosiasi sementara.
Tahap
II : Tahap Penawaran
- Logistics
Tentukan tempat, waktu, dan cara
negosiasi. Hal ini penting apabila melibatkan beberapa unit atau lokasi di
dalam prosesnya.
- Opening Offers
Penawaran terbaik apa yang kita punya,
apakah akan memodifikasi rekomendasi
atau tidak.
- Subsequent Offers
Bagaimana kita menyesuaikan rencana
negosiasi untuk merespon pergerakan lawan yang tidak bisa diantisipasi.
- Tactics
Tentukan taktik yang akan kita gunakan,
dan perkirakan taktik apa yang digunakan oleh lawan.
- Concessions
Tentukan konsesi apa yang akan dibuat, dan
bagaimana membuatnya.
- Resolution
Temukan cara terbaik untuk menyelesaikan
masalah. Temukan solusi yang dapat dirundingkan dan kreatif.
Tahap
III : Tahap Penutup
- Logistics
Tentukan cara dan waktu yang tepat untuk
menutup pertemuan negosiasi. Apakah pada saat pertemuan tersebut atau nanti
setelah auditor internal menyajikan revisi mereka.
- Documentation
Siapkan dokumen terperinci yang
menggambarkan jalannya pertemuan, dengan penekanan pada perubahan rencana dan
persetujuan kedua belah pihak.
- Emotional Closure
Dalam menutup pertemuan, penting untuk
mengidentifikasi kepentingan dan perubahan dari tiap pihak. Apabila kita
mengabaikan surat tersebut, maka persetujuan tersebut kemungkinan bukan yang
terakhir.
- Implementation
Meskipun audit internal
setuju untuk membuat perubahan pada laporan audit mereka dan auditee setuju
untuk merubah beberapa prakteknya, perjanjian negosiasi akan menjadi kurang
berguna kecuali diimplementasikan dengan tepat.
Komitmen untuk Belajar Auditor Internal
Semua
auditor internal harus menanamkan komitmen untuk belajar secara konstan dan selama 40 jam berkelanjutan untuk certified internal auditor. Contohnya, di tahun 2008, SEC mengkonversikan aturan-aturan akuntansi
dari GAAP menjadi IFRS. Walaupun auditor internal tidak perlu memahami secara mendalam
atas perubahan aturan akuntansi ini, namun mereka harus mengetahui
dampak-dampak yang mungkin terjadi atas perubahan tersebut.
Pentingnya Core Competencies Auditor Internal
Kompetensi-kompetensi
yang tersaji pada bab ini sangat penting bagi semua auditor internal. Ketika
topiknya adalah kemampuan berkomunikasi yang bagus atau kemampuan untuk belajar
pada daerah yang kurang dikuasai, hal tersbut bagus untuk dipraktekkan,
keakraban yang kuat dan penggunaan kunci kompetensi audit internal yang
didiskusikan disini merupakan elemen yang dibutuhkan bagi setiap CBOK auditor
internal.
No comments:
Post a Comment